Kamis, 05 Juli 2012

Makalah Teori Kepribadian Humanistik
Makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian Guru

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang kepribadian, akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya akan membahas mengenai teori kepribadian Humanistic, Maslow, Dan Kelly. Dalam pandangan Humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Aliran Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai ilmu tentang manusia. Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absolut
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Kepribadian Humanistik, dan Tokohnya?
2. Apa pengertian Teori Kepribadian menurut Abraham Maslow?
3. Apa pengertian Teori Kepribadian Kognitif George A. Kelly?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Teori Kepribadian Humanistik dan Tokohnya
2. Mengetahui pengertian Teori Kepribadian Abraham Maslow
3. Mengetahui pengertian Teori Kepribadian Kognitif George A. Kelly

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kepribadian Humanistik
1. Teori “Person-Centered” Carl Rogers
Carl Roger merupakan tokoh Teori Kepribadian Humanistik, Ia Lahir di Illinois (1902 – 1988) Ia adalah salah seorang peletak dasar dari gerakan potensi manusia, yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat. sejak kecil Ia menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori Humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy.
2. Konstruk (Aspek-aspek) Kepribadian
Roger mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu Organisme dan Self :
1) Organisme
Organisme yaitu makhluk fisik (physical Creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis, organisme ini merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri, dan juga di dunia luar (external world). Totalitas pengalaman, baik yang disadari maupun tidak, membangun medan fenomenal (phenomenal field).
2) Self
Self merupakan konstruk utama dalam Teori Kepribadian Rogers, yang saat ini dikenal dengan Self Concept (konsep diri), Roger mengartikannya sebagai presepsi tentang karakteristik “I” atau “me” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut. Diartikan juga sebagai keyakinan “keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas tingkah laku diri sendiri”. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri sendiri, seperti “Saya cantik” dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara self concept dengan organisme (actual experience) terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “Congruance” atau “Incongruance”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan penyesuaian (adjustment) dan kesehatan mental (mental health) seseorang.
Sebagaimana ahli Humanistik umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitar, inovasi, dan lain-lain. .
B. Teori Kepribadian Abraham Maslow
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan.
Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
c. Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
3). Kepribadian sehat menurut Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
Metaneeds
1. Sikap percaya
2. Bijak dan baik
3. Indah (estetis)
4. Kesatuan (menyeluruh)
5. Energik dan optimis
6. Pasti
7. Lengkap
8. Adil dan altruis
9. Berani
10. Sederhana (simple)
Metapologis
1. tidak percaya, sinis dan skeptic
2. benci dan memuakan
3. vulgar dan mati rasa
4. disintegrasi
5. kehilangan semangat hidup,pasif dan pesimis
6. kacau dan tidak dapat diprediksi
7. tidak lengkap dan tidak tuntas
8. suka marah-marah, tidak adil dan egois
9. rasa tidak aman dan memerlukan bantuan
10. sangat komplek dan membingungkan
Mengenai self-actualizing person, atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut.

1. Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2. Menerima dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
3. Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4. Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5. Bersikap mandiri atau independen.
6. Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya.
7. Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan.
8. Memiliki minat social, simpati, empati dan altruis.
9. Sangat senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain.
10. Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka).
11. Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).

Pandangan maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:

1. Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2. Membantu siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai
4. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5. Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
C. Teori kepribadian kognitif George A. Kelly
Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absolut. Fenomena itu hanya berarti manakala dihubungkan dengan cara individu mengkonstruksi fenomena tersebut.
1. Pandangannya tentang manusia
Aliran ini memandang manusia sebagai berikut:
a. Manusia adalah scientist yang mencoba untuk memprediksi dan mengontrol fenomena/tingkah laku. Konsekuensi logis dari pandangan ini adalahsebagai berikut :
• Manusia itu pada dasarnya berorientasi ke masa depan, yaitu mencapai masa depan yang lebih baik dari masa sekarang.
• Manusia memiliki kemampuan untuk mempresentasikan atau mengkonsep lingkungan dar pada hanya meresponnya..
b. Manusia itu bebas (free) tetapi juga terkungkung (determined). Sistem konstruk individu dilengkapi dengan kebebasan untuk mengambil keputusan (freedom of decision) dan keterbatasan bertindak (limitation of action), sebab dia tidak dapat membuat pilihan di luar alternatif-alternatif yang telah ditetapkannya.
2. Struktur kepribadian
Struktur kepribadian manusia adalah sistem konstruknya. Konstruk merupakan cara menafsirkan dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep yang digunakan individu dalam menafsirkan, mengkategorisasikan, dan mempetakan tingkah laku. Individu mengantisipasi peristiwa dan menafsirkan jawabannya. Dia mengalami peristiwa dan menafsirkannya, kemudian menempatkan struktur dan pengertian atas peristiwa tersebut dalam mengamati peristiwa-peristiwa. Kelly mengukuhkan bahwa konstruk itu tersusun dari dua kutub atau kombinasi persamaan-perbedaan.
Konstruk-konstruk itu dapat dikategorikan kedalam cara yang bervariasi, yaitu sebagai beriawkut:
• Core (inti), konstruk dasar dari fungsi individu
• Peripheral (pinggir, luar) konstruk yang dapat dirubah tanpa modifikasi mendasar, serius, dan konstruk inti
• Permeable (dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dapat menerima element-element yang baru
• Impermeable (tak tembus/tertutup) konstruk ysng menolak element-element baru
• Verbal, konstruk yang mempunyai simbol kata yang konsisten/ajeg
3. Proses dinamika kepribadian

Dalam proses dinamika Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi, bahwa “proses seseorang secara psikologis dijembatani oleh cara, dia mengantisipasi peristiwa”. Postal tersebut mengimplikasikan bahwa:
• Individu mencari/menyusun prediksi
• Individu mengantisivasi peristiwa
• Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini

4. Perkembangan kepribadian

Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replikasi (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang tejadi. Kelly berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada masa invancy (bayi kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami.

5. Psychopatology

Kelly mendefinisikan psychopatology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan sistem konstruk terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang melibatkan anxiety (cemas), lebih tepatnya usaha individu yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.


DAFTAR PUSTAKA

Ruswandi, Uus, Badrudin. 2010, pengembangan Kepribadian Guru.Bandung: CV. Insan Mandiri.
Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html
http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian - sehat - menurut abraham. html
Written by: Dede Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar